Selasa, 09 Juli 2013

Standar Asuhan Kebidanan

1.      Standar 3    : Identifikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur.
2.      Standar 4    : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal care sedikitnya 4 kali pelayanan kehamilan:
a.    Satu kali pada TM I (usia kehamilan 0 – 13 minggu).
b.    Satu kali pada TM II (usia kehamilan 14 – 27 minggu).
c.    Dua kali pada TM III (usia kehamilan 28 – 40 minggu).
Pemeriksaan meliputi:
Anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan risiko tinggi, imunisasi, nasihat dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk.
3.      Standar 5    : Palpasi abdominal.
4.      Standar 6    : Pengelolaan anemia pada kehamilan.
5.      Standar 7    : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.
6.      Standar 8    : Persiapan persalinan:
Memberi saran pada ibu hamil, suami, dan keluarga untuk memastikan persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, serta biaya. Bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah (Jannah, 2012).

Menurut Dinkes Kota Palembang (2011), untuk memberikan asuhan atau pelayanan standar minimal 11 T yaitu:
1.        Timbang berat badan setiap kunjungan (penambahan BB < 1 kg perbulan berarti ada gangguan pertumbuhan janin).
2.        Pengukuran LILA saat kontak pertama.
3.        Pengukuran tekanan darah setiap kunjungan.
4.        Mengukur tinggi fundus uteri setiap kunjungan setelah kehamilan 24 minggu.
5.        Menghitung DJJ setiap kali kunjungan mulai dari akhir trimester I (n=120–160/ menit).
6.        Menentukan presentasi janin setiap kali kunjungan mulai akhir trimester II.
7.        Memberikan imunisasi TT (sesuai status TT ibu), skrining status TT pada kontak I.
8.        Pemberian tablet Fe, minimal 90 tablet, diberikan sejak kontak pertama.
9.        Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus).
10.    Tatalaksana/ penanganan kasus. Setiap kelainan yang ditemukan ditangani sesuai standar kewenangan nakes.
11.    KIE efektif, meliputi:
a.    Kesehatan ibu.
b.    PHBS.
c.    Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan P4K.
d.   Tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, serta kesiapan menghadapi komplikasi.
e.    Asupan gizi simbang.
f.     Gejala penyakit menular dan tidak menular.
g.    Penawaran untuk konseling dan testing HIV didaerah risiko tinggi.
h.    IMD dan pemberian ASI eksklusif.
i.      KB pasca persalinan.
j.      Imunisasi
k.    Brain booster.
Pada unit pelayanan yang memiliki fasilitas lebih lengkap, dapat dilakukan pelayanan antenatal care dengan standar 14 T, yaitu meliputi :
1.        Penimbangan berat Badan.
Timbang  berat badan setiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil ialah sebesar pada trimester I 0,5 Kg perbulan dan trimester II - III 0,5 Kg perminggu. Dengan kenaikan berat badan rata-rata sebesar 6 - 12 kg selama kehamilan, maksimal mengalami kenaikan berat badan sebesar 12 Kg dan minimal sebesar 6 - 7 Kg. Perhatikan besar kenaikan berat badan ibu, jangan sampai ibu mengalami penurunan berat badan atau jangan sampai ibu mengalami obesitas.
2.        Ukur Tekanan Darah.
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklampsia maupun eklampsia.
3.        Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU):
Perhatikan ukuran TFU ibu apakah sesuai dengan umur kehamilan dimana:
a.    Usia kehamilan 12 minggu   : 3 jari diatas simfisis.
b.    Usia kehamilan 16 minggu   : Pertengahan pusat – simfisis.
c.    Usia kehamilan 20 minggu   : 3 jari di bawah pusat.
d.   Usia kehamilan 24 minggu   : Setinggi pusat.
e.    Usia kehamilan 28 minggu   : 3 jari di atas pusat.
f.     Usia kehamilan 32 minggu   : Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (Px).
g.    Usia kehamilan 36 minggu   : 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (Px).
h.    Usia kehamilan 40 minggu   : Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (Px).
4.        Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
5.        Pemberian imunisasi TT.
Selama kehamilan bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntikan TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu / 1 bulan). Bagi bumil dengan status T2 maka bisa diberikan 1 kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya 6 bulan. Bila statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari satu tahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun).
6.        Pemeriksaan Hb.
Hb pada ibu hamil tidak boleh kurang dari 11 gr% karena ditakutkan ibu akan mengalami Anemia.
7.        Pemeriksaan Venereal Desease Research Laboratory (VDRL).
8.        Perawatan payudara, pijat tekan payudara.
9.        Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil.
10.    Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
11.    Pemeriksaan protein urine atas indikasi.
12.    Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi.
13.    Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14.    Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria. 
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 11 T atau pun 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T :
1.        Timbang Berat Badan.
2.        Pengukuran Tekanan Darah.
3.        Pengukuran TFU.
4.        Imunisasi TT.
5.        Pemberian 90 Tablet Fe.
6.        Tes laboratorium.
7.        Temu Wicara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar